Kampanye 6R Sebagai Upaya Mengurangi Sampah Di Kota Bontang

Kota Bontang adalah sebuah kota di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kota ini terletak sekitar 120 kilometer dari Kota Samarinda, berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Timur di utara dan barat, Kabupaten Kutai Kartanegara di selatan dan Selat Makassar di timur. Wilayah Kota Bontang sendiri didominasi oleh lautan. Kota Bontang memiliki wilayah daratan seluas 147,8 Km2 (29,70 %), sedangkan luas wilayah seluruhnya 497,57 Km2. 

Tergolong dalam daerah otonomi dengan luas wilayah terkecil di Kalimantan Timur, tak serta merta membuat Kota Bontang terlepas dari berbagai permasalahan umum yang ada di kota-kota besar di Indonesia. Sebagai contoh kecilnya adalah permasalahan sampah. 

Menurut data dari Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), volume sampah laut di Indonesia menyentuh angka 0.27 hingga 0.9 juta ton sampah per tahunnya. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan timbulan sampah di Indonesia mencapai 65.79 ton. Total timbulan sampah tersebut dinilai jumlahnya menjadi semakin besar.

Umumnya, sampah di Kota Bontang banyak dijumpai di tempat-tempat ramai pengunjung, misalnya Tempat Pelelangan Ikan (TPI), wisata pantai, tak terkecuali dengan pemukiman warga. Dalam sehari, Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bessai Berinta bisa mengangkut sampah rumah tangga dengan volume lebih dari 10 ton. Dan mirisnya, 90 persen diantaranya merupakan sampah residu yang tidak dapat di daur ulang. Selain itu, sampah-sampah juga banyak ditemukan terbuang ke lautan. Salah satu contohnya, di Cafe Singapore. Sebuah restoran terapung yang berdiri menjorok ke arah laut yang terletak di Kelurahan Tanjung Laut, Bontang Selatan. Di Cafe Singapore kalian bisa menjumpai tiruan patung singa, Merlion, yang ada di Singapura. Banyak wisatawan lokal datang berkunjung karena daya tarik dari patung singa ini. Sayangnya, keindahan cafe ini perlahan memudar karena banyaknya sampah yang terlihat mengambang di sekitar lautnya. 

Dalam hal upaya mengendalikan sampah di Kota Bontang, pemerintah mendorong pengelolaan sampah dengan melibatkan seluruh masyarakat. Warga harus bekerja sama mengurangi volume sampah agar tidak menimbulkan masalah kedepannya. Melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), masyarakat diajak untuk bersama-sama menanggulangi persoalan sampah. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) pun dibentuk sebagai wadah warga di tingkat kelurahan untuk aktif mengurangi volume sampah di Kota Bontang. Ada lima KSM yang telah terbentuk di Kota Bontang, kini pemerintah berupaya menambah jumlah kelurahan yang terlibat di KSM. Nantinya, melalui KSM ini akan dibekali materi pelatihan dari DLH terkait pemanfaatan sampah dan pemilahannya. 

Selain itu, sebagai salah satu upaya menanggulangi sampah di Kota Bontang, yaitu dengan sering menggelar seminar dengan mengajak seluruh stakeholder yang ada di Kota Bontang dalam percepatan pencapaian kebijakan strategi daerah (Jakstrada) untuk mengelola sampah sejenis sampah rumah tangga. Harapannya agar pemerintah, pelaku wiraswasta, perusahaan, akademisi, serta masyarakat, bisa duduk bersama menyatukan langkah membangun sinergitas bersama untuk pengelolaan sampah. Sepertinya berat dan mungkin sangat berat. Teori lebih mudah diucapkan ketimbang prakteknya. Tapi harus dimulai, paling tidak dari diri sendiri. Yaitu, dengan mulai mengurangi penggunaan plastik, terlebih yang sekali pakai dan berpotensi menjadi sampah. Misalnya, sedotan plastik atau kantong plastik belanja. Serta menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar, jangan buang sampah sembarangan, dan ikut serta dalan kegiatan gotong royong kebersihan yang diadakan oleh RT setempat.

Yang tidak kalah penting adalah merangkul masyarakat untuk bisa melaksanakan kampanye 6R yaitu redesign (desain ulang), reduce (mereduksi plastik sebagai bahan baku), remove (menghapus plastik sekali pakai), reuse (menggunakan kembali plastik yang masih bisa digunakan), recycle (daur ulang untuk menghindari limbah plastik), recover (pembakaran plastik secara ketat dan produksi energi). Kedepannya diharapakannya dengan adanya kampanye berbasis 6R dapat meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar yang bersih memiliki banyak manfaat diantaranya : 
1. Membuat lingkungan menjadi enak dan nikmat dipandang. 
2. Kualitas udara menjadi lebih baik. 
3. Lingkungan yang jauh dari berbagai macam penyakit karena kesehatan lingkungan terjaga dengan baik. 
4. Kepuasan tersendiri bagi warga lingkungan tersebut. 
5. Membuat nyaman bagi orang lain. 
6. Meningkatkan pariwisata lingkungan tersebut. 
7. Meringankan tugas dari tenaga kebersihan. 
8. Mencegah banjir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Curriculum Vitae

Rahasia Sebuah Rasa

Rahasia Sebuah Rasa