Rahasia Sebuah Rasa
Bagian V Best Friend Till Jannah, Yes? "Nadia? Kamu Nadia, kan?" tanya Adi. Nadia tak menjawab. Ia masih terdiam terpaku menatap Adi yang berada persis didepannya. "Mmmmh, bukan! Maaf anda salah orang!" serunya sambil berlalu cepat. Nadia cepat merogoh kantung celananya. Entah kemana langkahnya menuju, ia terus saja berjalan dengan perasaan tak karuan saat ini. Dengan berusaha tenang ia mencari nomor telepon Bima. Bima mengangkat telepon dan mendengar suara Nadia mengiba di ujung sana. "Maaf ya, Bim. Tolong antrikan sotonya ya. Kasihan Asih nanti kalau ngga dibeliin. Tadi aku kebelet pipis." "Iya-iya. Terus kamu sekarang ada dimana, Nad?" Bima segera menutup teleponnya. Nadia memaksa untuk menunggunya saja dan kembali ke hotel bersama-sama. Bima sudah tidak melihat lagi Adi berada ditempat ia bertemu dengan Nadia tadi. Membuat dirinya sedikit gelisah, kalau-kalau Adi bertemu dengan Nadia lagi. "Maaf mba, boleh saya mengantri duluan, mmmh......